Selasa, 12 Maret 2013

Modol versus Polisi



Posted by zaky on Jan 17, '09 3:50 AM for everyone
Teman saya yang satu ini memang luar biasa hilarious. Nama aslinya Teddy Pangki. Tapi dia tenar dipanggil sebagai Teddy Gerbong. Dia sempat menjadi penggemar Britney Spears dan Nike Ardilla. Tapi di tengah komunitas musisi underground Bandung, namanya pernah berkibar kencang sebagai vokalis band death metal Motordeath.
Sekarang dia sudah pensiun dari panggung musik ekstrim. Seleranya sudah agak lembut. Dia saat ini sangat tergila-gila pada Within Temptation, dan secara jujur mengaku jatuh cinta pada vokalisnya. Satu hal yang belum berubah dari dia, kalau sedang mabuk alkohol emosinya masih meledak-ledak. Oh ada satu lagi, dia tidak bisa menahan diri jika ingin berak alias modol.
Pada satu malam minggu pertengahan tahun lalu, Gerbong asik mabuk-mabukan di Jl. Tirtayasa. Tiba-tiba saja dia merasa ada sesuatu dengan perutnya.
Ya, dia tahu, malam itu dia ingin berak. Sebenarnya di Jl. Tirtayasa itu ada WC. Tapi Gerbong tidak mau menggunakannya. Bukan karena tidak bersih, tapi WC itu memang terkenal ada "penunggunya."
Tidak kuat lagi menahan desakan ampas di dalam perutnya, Gerbong memutuskan untuk pulang ke rumahnya di Tamansari. Dia tunggangi Suzuki Smash-nya yang berwarna hitam-kuning. Melihat Gerbong pergi, salah seorang penggemarnya, Ade From Beyond berteriak, "Bong rek kamana?!"
"Balik! Aing hayang modol!" jawab Gerbong.
"Milu euy!" pinta From Beyond.
"Rek naon?!" tanya Gerbong.
"Rek milu kiih di imah maneh!" jawab From Beyond.
"Hayu! Gancangan! Aing geus teu kuat!" perintah Gerbong.
Berangkatlah mereka berdua. Gerbong tancap gas sekuat mungkin. Baru seratus meter dari Tirtayasa, tiba-tiba "Prittttt!!"
Gerbong menghela nafas. Seorang polisi mencegatnya, tepat di depan Dago 34.
"Tolong surat-suratnya dik?" pinta polisi itu.
Dengan gugup Gerbong memberikan surat-surat motornya. Gerbong bukan gugup takut oleh polisi. Tapi dia gugup takut tidak kuat menahan beraknya.
"Mau ke mana malam-malam begini?" tanya polisi itu.
"Mau pulang!" kata Gerbong ketus.
"Pulang ke mana?" tanya polisi.
"Itu, ke Tamansari!" jawab Gerbong, tetap ketus.
"Habis dari mana?" tanya polisi.
"Pak, tong loba nanya lah. Ieu surat-surat urang, lamun rek ditilang, sok tilang weh urang!' kata Gerbong.
Polisi itu melotot. Dia pandangi Gerbong yang dianggapnya tidak sopan dan tidak bersahabat.
"Ari maneh kunaon?!" bentak polisi itu.
"Aing hayang modol Pak, geus teu kuat yeuh!" jawab Gerbong.
"Nya ke heula atuh, urang keur mariksa maneh!" bentak polisi itu.
"Anjing! Rek dipariksa naon deui?! Tah eta surat-surat motor aing! Sok weh tilang!" Gerbong balas membentak.
"Maneh mabok?!" tanya polisi itu.
"Enya aing mabok!! Emang kunaon?!" Gerbong tak kalah sengit.
"Ari sia nginum naon, meni galak-galak teuing?!" bentak polisi itu.
"Anjing Pak! Aing teh teu kuat hayang modooooolll! Gancang atuh bereskeun. Lamun rek ditilang, gancangan jieun surat tilangna!" Amarah Gerbong sudah memuncak.
"Sok weh tah modol di solokan!" bentak polisi itu.
"Anjing!" bentak Gerbong. "Lamun aing modol di dieu, sia daek ngombehan aing?!"
"Jadi maneh hayangna naon?!" bentak polisi itu.
"Enya gancang bereskeun! Lamun moal ditilang urang rek gancang balik! Ieu tai urang geus hareupeun babanguk!!" bentak Gerbong.
Entah apa yang selanjutnya yang terjadi. Tapi Gerbong yang menahan berak dan From Beyond yang menahan pipis akhirnya bisa terbebas dari jeratan polisi itu. Keduanya langsung tancap gas ke Tamansari. Gerbong akhirnya bisa buang hajat dengan lega.
Suatu hari, saya bertanya kepada Gerbong, "Bong, pas maneh keur ditanyaan ku polisi, aya nu kaluar euweuh tina bujur?"
"Henteu anjing!" jawab Gerbong.
Tapi, mungkinkah orang yang sedang tak kuat menahan berak bisa membentak-bentak tanpa mengeluarkan sedikit ampas dari duburnya? Heheheheh...atos ah, rujit ngabayangkeuna oge....***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar