Posted
by zaky on Jan 17, '09 3:50 AM for everyone
Teman
saya yang satu ini memang luar biasa hilarious. Nama aslinya Teddy Pangki. Tapi
dia tenar dipanggil sebagai Teddy Gerbong. Dia sempat menjadi penggemar Britney
Spears dan Nike Ardilla. Tapi di tengah komunitas musisi underground Bandung , namanya pernah
berkibar kencang sebagai vokalis band death metal Motordeath.
Sekarang
dia sudah pensiun dari panggung musik ekstrim. Seleranya sudah agak lembut. Dia
saat ini sangat tergila-gila pada Within Temptation, dan secara jujur mengaku
jatuh cinta pada vokalisnya. Satu hal yang belum berubah dari dia, kalau sedang
mabuk alkohol emosinya masih meledak-ledak. Oh ada satu lagi, dia tidak bisa
menahan diri jika ingin berak alias modol.
Pada
satu malam minggu pertengahan tahun lalu, Gerbong asik mabuk-mabukan di Jl.
Tirtayasa. Tiba-tiba saja dia merasa ada sesuatu dengan perutnya.
Ya, dia tahu,
malam itu dia ingin berak. Sebenarnya di Jl. Tirtayasa itu ada WC. Tapi Gerbong
tidak mau menggunakannya. Bukan karena tidak bersih, tapi WC itu memang
terkenal ada "penunggunya."
Tidak
kuat lagi menahan desakan ampas di dalam perutnya, Gerbong memutuskan untuk
pulang ke rumahnya di Tamansari. Dia tunggangi Suzuki Smash-nya yang berwarna
hitam-kuning. Melihat Gerbong pergi, salah seorang penggemarnya, Ade From
Beyond berteriak, "Bong rek kamana?!"
"Balik!
Aing hayang modol!" jawab Gerbong.
"Milu euy!" pinta From Beyond.
"Rek naon?!" tanya Gerbong.
"Rek milu kiih di imah maneh!" jawab From Beyond.
"Hayu! Gancangan! Aing geus teu kuat!" perintah Gerbong.
"Milu euy!" pinta From Beyond.
"Rek naon?!" tanya Gerbong.
"Rek milu kiih di imah maneh!" jawab From Beyond.
"Hayu! Gancangan! Aing geus teu kuat!" perintah Gerbong.
Berangkatlah
mereka berdua. Gerbong tancap gas sekuat mungkin. Baru seratus meter dari
Tirtayasa, tiba-tiba "Prittttt!!"
Gerbong
menghela nafas. Seorang polisi mencegatnya, tepat di depan Dago 34.
"Tolong
surat-suratnya dik?" pinta polisi itu.
Dengan gugup Gerbong memberikan surat-surat motornya. Gerbong bukan gugup takut oleh polisi. Tapi dia gugup takut tidak kuat menahan beraknya.
Dengan gugup Gerbong memberikan surat-surat motornya. Gerbong bukan gugup takut oleh polisi. Tapi dia gugup takut tidak kuat menahan beraknya.
"Mau
ke mana malam-malam begini?" tanya polisi itu.
"Mau pulang!" kata Gerbong ketus.
"Pulang ke mana?" tanya polisi.
"Itu, ke Tamansari!" jawab Gerbong, tetap ketus.
"Habis dari mana?" tanya polisi.
"Pak, tong loba nanya lah. Ieu surat-surat urang, lamun rek ditilang, sok tilang weh urang!' kata Gerbong.
"Mau pulang!" kata Gerbong ketus.
"Pulang ke mana?" tanya polisi.
"Itu, ke Tamansari!" jawab Gerbong, tetap ketus.
"Habis dari mana?" tanya polisi.
"Pak, tong loba nanya lah. Ieu surat-surat urang, lamun rek ditilang, sok tilang weh urang!' kata Gerbong.
Polisi
itu melotot. Dia pandangi Gerbong yang dianggapnya tidak sopan dan tidak
bersahabat.
"Ari
maneh kunaon?!" bentak polisi itu.
"Aing hayang modol Pak, geus teu kuat yeuh!" jawab Gerbong.
"Nya ke heula atuh, urang keur mariksa maneh!" bentak polisi itu.
"Anjing! Rek dipariksa naon deui?! Tah eta surat-surat motor aing! Sok weh tilang!" Gerbong balas membentak.
"Maneh mabok?!" tanya polisi itu.
"Enya aing mabok!! Emang kunaon?!" Gerbong tak kalah sengit.
"Ari sia nginum naon, meni galak-galak teuing?!" bentak polisi itu.
"Anjing Pak! Aing teh teu kuat hayang modooooolll! Gancang atuh bereskeun. Lamun rek ditilang, gancangan jieunsurat
tilangna!" Amarah Gerbong sudah memuncak.
"Sok weh tah modol di solokan!" bentak polisi itu.
"Anjing!" bentak Gerbong. "Lamun aing modol di dieu, sia daek ngombehan aing?!"
"Jadi maneh hayangna naon?!" bentak polisi itu.
"Enya gancang bereskeun! Lamun moal ditilang urang rek gancang balik! Ieu tai urang geus hareupeun babanguk!!" bentak Gerbong.
"Aing hayang modol Pak, geus teu kuat yeuh!" jawab Gerbong.
"Nya ke heula atuh, urang keur mariksa maneh!" bentak polisi itu.
"Anjing! Rek dipariksa naon deui?! Tah eta surat-surat motor aing! Sok weh tilang!" Gerbong balas membentak.
"Maneh mabok?!" tanya polisi itu.
"Enya aing mabok!! Emang kunaon?!" Gerbong tak kalah sengit.
"Ari sia nginum naon, meni galak-galak teuing?!" bentak polisi itu.
"Anjing Pak! Aing teh teu kuat hayang modooooolll! Gancang atuh bereskeun. Lamun rek ditilang, gancangan jieun
"Sok weh tah modol di solokan!" bentak polisi itu.
"Anjing!" bentak Gerbong. "Lamun aing modol di dieu, sia daek ngombehan aing?!"
"Jadi maneh hayangna naon?!" bentak polisi itu.
"Enya gancang bereskeun! Lamun moal ditilang urang rek gancang balik! Ieu tai urang geus hareupeun babanguk!!" bentak Gerbong.
Entah
apa yang selanjutnya yang terjadi. Tapi Gerbong yang menahan berak dan From
Beyond yang menahan pipis akhirnya bisa terbebas dari jeratan polisi itu.
Keduanya langsung tancap gas ke Tamansari. Gerbong akhirnya bisa buang hajat
dengan lega.
Suatu
hari, saya bertanya kepada Gerbong, "Bong, pas maneh keur ditanyaan ku
polisi, aya nu kaluar euweuh tina bujur?"
"Henteu
anjing!" jawab Gerbong.
Tapi,
mungkinkah orang yang sedang tak kuat menahan berak bisa membentak-bentak tanpa
mengeluarkan sedikit ampas dari duburnya? Heheheheh...atos ah, rujit
ngabayangkeuna oge....***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar