Selasa, 12 Maret 2013

Zombie


Posted by zaky on Jan 11, '09 12:35 AM for everyone
Mungkin setahun atau dua tahun yang lalu, saya bertanya kepada teman yang jadi dosen di UI, "Mahasiswa sekarang kalau di kelas kaya gimana?"
Teman saya jawab, "Wah, kaya zombie semua!"
Dia menyebut istilah "zombie" mungkin karena mahasiswa yang hadir di kelas tampak seperti mayat hidup. Terlihat hidup, tapi tidak ada jiwanya, tidak niat untuk hidup dan belajar.
Saya tertawa mendengar istilah zombie itu. Saya sadar, saya pun pernah menjadi zombie saat menjadi mahasiswa.

Kemudian, beberapa bulan lalu, saya ditawari untuk mengajar di universitas. Yang menawarinya dosen saya waktu S-1 dulu. Saya bilang, saya tidak menguasai teori. Lalu dia bilang, ga apa-apa, coba saja dulu, kamu berikan materi yang kamu tahu, yang berkaitan dengan administrasi pembangunan. Saya bilang, ok.
Menghadapi momen mengajar mahasiswa di kelas, dengan status sebagai dosen tamu, membuat saya gugup juga. Sebenarnya saya sudah lumayan sering memberi materi untuk pelatihan jurnalisme atau pelatihan menulis. Tapi entah kenapa, ketika diminta untuk memberi materi untuk mata kuliah di luar jurnalisme, ada perasaan tidak yakin kalau saya bisa melakukannya.
Saya mencoba meyakinkan diri, kalau saya bisa melakukannya. Toh, S-1 saya pun di administrasi negara. Dan mata kuliah yang akan saya ajar, sudah saya ketahui seperti apa bentuknya.
Dan hari itu tiba. Saya datang ke kampus pagi sekali. Jam tujuh pagi, saya sudah duduk di kursi kayu sambil merokok. Jadwal kuliah seharusnya jam tujuh pas. Tapi belum ada satu mahasiswa pun yang tampak. Jam tujuh lewat tiga puluh, seluruh mahasiswa yang akan ikut kelas saya hadir, dan kelas pun dimulai.
Dosen saya waktu S-1 hadir juga di kelas. Dia memperkenalkan saya kepada mahasiswanya, dan memberi pengantar menuju materi yang akan saya berikan. Pagi itu saya diminta untuk menjelaskan tentang projek pembangunan.
Sebelum memulai materi, saya perhatikan mahasiswa yang hadir pagi itu. Saya teringat waktu saya masih kuliah dulu. Saya teringat teman saya yang dosen UI. Saya teringat zombie. Mungkinkah mereka zombie? Saya berdoa mudah-mudahan mereka bukan zombie. Saya tidak ingin menjadi penceramah. Saya ingin diskusi yang aktif di kelas itu.
Tapi mereka semua saling berlomba untuk duduk di deret paling belakang. Itu pertanda buruk. Saya harus membuat mereka tertarik. Lalu saya bilang, "Kita akan berdiskusi tentang pembangunan dan projek pembangunan, termasuk dari mana asal usul projek itu."
Kelas menjadi sunyi.
"Oke. Bagaimana kalau kita mulai diskusi ini dengan usulan dari teman-teman. Tolong sebutkan satu isu, isu apa pun, yang sedang ramai dibicarakan di media massa atau yang menjadi bahan obrolan, saya bisa mengaitkannya dengan isu pembangunan," kata saya.
Kelas masih juga diam. "Tidak ada usul?" tanya saya lagi.
Ada yang berbicara dari deretan paling belakang, "Perang Palestina-Israel!"
Saya tersenyum Akhirnya, ada juga yang mau membuka mulut. Tetapi lumayan bingung, bagaimana mengaitkan isu pembangunan dengan perang Palestina dan Israel yang saat ini masih berlangsung? Untung saya baru selesai membaca John Perkins tentang economic hitman. Buku itu memang membantu untuk melihat peta pembangunan negara dunia ketiga, dan pengaruh besar yang diberikan oleh korporasi-korporasi dunia. Dan dimulailah perkuliahan tentang pembangunan dari cerita perang Palestina dan Israel.
Kuliah hari pertama itu berjalan lancar. Saya pikir apa yang ingin saya sampaikan, bisa tersampaikan semuanya. Beberapa mahasiswa pun mulai tertarik untuk bertanya dan memberikan pandangannya.
Ternyata tidak semua mahasiswa seperti zombie. Masih ada yang mau memperhatikan materi dan mau berdiskusi. Mungkin mereka bersikap tak acuh, karena tidak melihat relevansi antara mata kuliah yang diajarkan, dengan dunia nyata. Dan memang itu yang mereka butuhkan, bagaimana mengaitkan teori dengan kenyataan.
Kemarin, saya diminta lagi untuk memberikan materi untuk mata kuliah yang sama, dengan kelas yang berbeda. Saya ulangi lagi pola yang sama saat memulai perkuliahan, "Coba isu apa yang ramai saat ini, saya akan coba kaitkan dengan isu pembangunan."
Ada yang berbicara dari belakang, "Perang Palestina dan Israel!"
Saya menghela nafas. Saya tidak berharap untuk mengulang materi yang sama. Tapi, baru saya sadar, itulah tantangan menjadi dosen. Seorang dosen harus sabar untuk selalu "kembali ke belakang" dan tentunya tidak boleh bosan memberikan materi yang sama. Dia pun tidak boleh membosankan, agar tidak menciptakan generasi zombie. Saya kembali bertanya, "Mampukah saya melakukannya?"***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar